Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam
kehamilan (25%), dan infeksi (12%). Preeklampsia adalah kelainan pada kehamilan
yang ditandai adanya hipertensi dan proteinuria disertai dengan gangguan sistem
organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Pengontrolan tekanan darah
ibu dengan terapi antihipertensi, penting dilakukan untuk menurunkan insidensi
perdarahan serebral dan mencegah terjadinya stroke maupun komplikasi
serebrovaskular lain akibat preeklampsia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan rancangan cross
sectional dan menggunakan data retrospektif dari data rekam medik di RSUD dr.
Soegiri Lamongan periode 2021-2022 dengan teknik total sampling sejumlah 85
sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terapi antihipertensi 92,31% sesuai dengan
guidline/pedoman WHO dan PERMENKES No. HK. 01.07 /MEKES/91/2017.
Antihipertensi yang digunakan adalah nifedipin (15,29%), amlodipin (1,18%),
Metildopa (1,18), MgSO4 40% (12,94%), MgSO4 20% & 40% (1.18%).
Kombinasi nifedipin + metildopa (10,59%), amlodipin + metildopa (1,18%),
nifedipin + MgSO4 40% (32,94%), nifedipin + MgSO4 20% & 40% (12,94%),
metildopa + MgSO4 (1,18%) dan nifedipin+ metildopa + MgSO4 (9,41%).
Penggunaan terapi obat antihipertensi pada pasien preeklampsia 100% efektif
menurunkan tekanan darah pasien sesuai target yakni