Penyakit infeksi saluran pernapasan atas merupakan penyakit yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai
alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga, pleura). Penyakit ISPA
umumnya memiliki faktor resiko seperti penyakit penyerta yang mengakibatkan
pengobatan menjadi kompleks sehingga jumlah obat yang diterima oleh pasien
meningkat. Banyaknya obat yang dikonsumsi pasien akan meningkatkan potensi
kejadian interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor
resiko penyakit infeksi saluran pernapasan atas terhadap kejadian interaksi obat
pada pasien rawat inap di RSUD Dr Soegiri Lamongan. Desain penelitian ini
menggunakan desain cross sectional dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode retrospektif. hasil analisis menggunakan uji korelasi
rank-spearman diperoleh nilai p.Value sebesar 0.000 sig.(2-tailed) < 0,05 maka
artinya ada pengaruh yang bermakna antara faktor resiko jenis kelamin, usia,
komorbid dan polifarmasi dengan interaksi obat. Dari output spss, diperoleh di
angka koefiensi korelasi (r) untuk jenis kelamin sebesar 0.653 dan polifarmasi
sebesar 0.540 artinya tingakat kekuatan korelasi atau hubungan adalah hubungan
yang kuat, dan untuk korelasi usia sebesar 0.816 artinya tingkat kekuatan atau
hubungan adalah hubungan sangat kuat dan korelasi komorbid sebesar 0.447
artinya tingkat korelasinya atau hubungannya cukup. pada pasien rawat inap
penyakit infeksi saluran pernapasan atas di RSUD Dr Soegiri Lamongan. Hal ini
perlu dilakukan suatu identifikasi kejadian interaksi obat untuk mencegah
terjadinya toksisitas, penurunan aktifitas obat dan perlu adanya kewaspadaan
terhadap kondisi klinis pasien sehingga prevalensi kejadian interaksi obat menurun.

Kata kunci : Faktor Resiko, Interaksi obat , ISPA