Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan adanya
penyumbatan yang terjadi akibat penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah.
Penyakit jantung koroner umumnya memiliki faktor risiko seperti penyakit
penyerta (komorbid), hal tersebut mengakibatkan pengobatan menjadi kompleks
sehingga jumlah obat yang diterima pasien meningkat, banyaknya obat yang
dikonsumsi pasien mengakibatkan peningkatan kejadian interaksi obat. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor risiko penyakit jantung koroner tehadap
kejadian interaksi obat pada pasien rawat inap di RSUD Dr Soegiri Lamongan.
Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan analisis
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode retrospektif yaitu berupa
data catatan rekam medik. Hasil penelitian menunjukakan dari populasi 156 pasien
yang masuk kriteria inklusi sebanyak 132 pasien, menyatakan bahwa kejadian
interaksi obat berdasarkan mekanisme adalah farmakodinamik (74,6%) dan
berdasarkan tingkat keparahan adalah moderate (74,4%). Hasil analisis
menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan nilai P-value sebesar 0,006
sig.(2-tailed) < dari 0,05 untuk faktor risiko komorbid, dan nilai P-value sebesar
0,002 sig.(2-tailed) < dari 0,05 untuk faktor risiko polifarmasi. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang bermakna antara faktor risiko
komorbid dan polifarmasi penyakit jantung koroner terhadap kejadian inetraksi
obat pada pasien rawat inap di RSUD Dr Soegiri Lamongan. Hal ini perlu dilakukan
suatu identifikasi kejadian interaksi obat untuk mencegah terjadinya toksisits,
penurunan aktifitas obat dan perlu adanya kewaspadaan terhadap kondisi klinis
pasien sehingga prevalensi kejadian interaksi obat menurun.

Kata kunci : faktor risiko, interaksi obat, jantung koroner