Pasien dengan gangguan halusinasi cenderung suka menyendiri, tidak mau bergaul
dengan orang lain sehingga tidak mampu bersosialisasi. Salah satu terapi yang
digunakan adalah terapi suportif. Terapi suportif adalah psikoterapi yang ditujukan
untuk klien baik secara individu maupun secara kelompok yang ingin mengevaluasi
diri, melihat kembali cara menjalani hidup, mengeksplorasi pilihan-pilihannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Pengaruh Terapi Suportif
Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Pada Pasien Gangguan Jiwa dengan
Halusinasi Di Yayasan Berkas Bersinar Abadi Kecamatan Modo Kabupaten
Lamongan.
Desain Penelitian menggunakan pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan
One group Pre test-Post test design. Populasi Seluruh pasien gangguan jiwa dengan
halusinasi yang kemampuan bersosialisasinya masih kurang di Yayasan Berkas
Bersinar Abadi Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan Tahun 2023 sebanyak 38
orang pasien, instrument penelitian ini menggunakan lembar observasi,
pengumpulan kemudian di lakukan editing, coding, scoring, tabulating dan di
analisis menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan sebelum di berikan terapi hampir seluruh pasien yang
mengalami kemampuan bersosialisasi sebelum dilakukan terapi suportif terdapat
(78,9%) Kurang, dan sesudah diberikan terapi suportif terdapat (73,7%) Baik.
Hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa ada Pengaruh Terapi Suportif Terhadap
Kemampuan Bersosialisasi nilai p=0,000 dimana 0