Fenomena yang terjadi saat ini masih banyaknya rumah sakit yang belum
terbentuk budaya keselamatan kerja, baik dari perawat, staff RS, maupun dari
pasien itu sendiri. Salah satu upaya untuk menangani hal tersebut perlu adanya
motivasi perawat dan peran kepala ruangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan motivasi perawat dan peran kepala ruangan dengan
penerapan budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Islam Nasrul Ummah
Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan
total sampling 37 perawat IGD, ICU, POLI, OK. Data diambil menggunakan
lembar kuesioner motivasi perawat, peran kepala ruangan, dan penerapan budaya
keselamatan kerja lalu dianalisis menggunakan uji spearman. Penelitian ini
didapatkan hasil motivasi perawat dengan penerapan budaya keselamatan kerja
baik sebagian besar sebanyak 24 perawat (24%) dan peran kepala ruangan dengan
penerapan budaya keselamatan kerja baik sebagian besar sebanyak 24 perawat
(24%). Hasil uji spearman penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi perawat dengan budaya keselamatan kerja
(p=0,000 r=0,807) dan perawat kepala ruangan dengan budaya keselamatan kerja
(p=0,000 r=0,876). Berdasarkan penelitian ini diharapkan perawat dan kepala
ruangan dapat menerapkan budaya keselamatan kerja disetiap pekerjaan karena
dengan menerapkan hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan
akibat kesalahan atau kelalaian secara individu.

Kata kunci : Motivasi Perawat, Budaya Keselamatan Kerja